Makna Sebenarnya Stablecoin bagi Amerika Serikat, Pasar Berkembang, dan Masa Depan Uang

Sepanjang akhir pekan, saya terus memikirkan unggahan terbaru dari @ sandeepnailwal.

Hal tersebut membuat saya kembali ke catatan, mendalami data, dan semakin saya amati angka-angkanya, semuanya mulai masuk akal—jauh lebih dari yang mungkin disadari kebanyakan orang.

Pada akhir 2024, @ Tether_to telah menjadi pembeli asing terbesar ketujuh Surat Utang Negara AS, melampaui Kanada dan Meksiko dalam pembelian tahunan.

Hingga hari ini, tesis tersebut makin kuat. Stablecoin diam-diam menjadi salah satu kekuatan utama pendorong permintaan dolar global, sekaligus jalur finansial penting bagi pasar berkembang yang menghadapi inflasi, devaluasi, dan kontrol modal.

Pada artikel ini, saya akan mengulas data dan tren terbaru yang menunjukkan kebangkitan “Dollarisation 2.0”.

Sebuah era baru di luar petrodollar, di mana pergeseran ini membentuk dunia dengan peluang manfaat bagi AS dan negara berkembang, setidaknya dalam jangka pendek hingga menengah.

Kita akan melihat bagaimana stablecoin dengan cepat menjadi “urat nadi” pasar keuangan global, bukan hanya di crypto melainkan juga sebagai lindung nilai dan penyimpan nilai di kawasan dengan mata uang lokal yang rentan.

Permulaan

Stablecoin telah berevolusi dari alat trading khusus menjadi tulang punggung keuangan crypto global. Pada 2024, transaksi stablecoin on-chain menembus USD 15,6 triliun, melampaui volume pembayaran tahunan Visa sekitar 20%. Pasokan gabungan kini lebih dari USD 300 miliar, mencerminkan pertumbuhan tahunan lebih dari 50%. Token berbasis dolar ini—dipimpin oleh USD₮ (USDT) dari Tether—menggerakkan trading crypto, protokol DeFi, remitansi, dan pembayaran harian.

Daya tariknya sederhana namun efektif: stablecoin menggabungkan keandalan fiat dengan kecepatan dan akses global crypto, memungkinkan settlement hampir instan dan berbiaya rendah di seluruh dunia.

Lebih dari USD 100 miliar transfer stablecoin terjadi setiap hari di blockchain publik, dan volume tahunan mereka menyaingi atau melebihi jaringan pembayaran besar. Laporan dari CEX.io menyebut volume transfer stablecoin mencapai USD 27,6 triliun pada 2024, melampaui gabungan volume Visa dan Mastercard sekitar 8%.

Tren pemakaian yang luar biasa ini menegaskan bahwa stablecoin telah menemukan product-market fit: pengguna mengapresiasi kemampuan bertransaksi dalam mata uang yang dipatok pada dolar AS (atau fiat lain) tanpa volatilitas kripto tradisional.

Gambar: Volume transfer stablecoin on-chain per kuartal (biru) dibandingkan volume pembayaran Visa (merah muda) dan Mastercard (kuning) di tahun 2024. Pada Q4 2024, jaringan stablecoin memproses nilai jauh lebih besar daripada jaringan kartu utama. - https://blog.cex.io/ecosystem/stablecoin-landscape-3486

Beberapa alasan utama pertumbuhan pesat stablecoin:

• Stabil dan familiar karena berpatokan 1:1 pada fiat (terutama USD), menghindari volatilitas crypto namun tetap mendapatkan keunggulan blockchain.
• Transaksi global 24/7, settlement dalam hitungan menit (ideal untuk remitansi dan perdagangan lintas negara).
• Biaya sangat rendah, sering kali hanya pecahan sen per transaksi—efisien untuk pembayaran mikro maupun besar.
• Mendorong inklusi keuangan, memberi siapa saja yang terhubung internet akses ke mata uang stabil (penting di negara dengan inflasi atau sistem perbankan lemah).
• Bersifat programmable, terintegrasi langsung dengan DeFi untuk lending, trading, dan yield.

Mari kita telusuri skala besar peluang ini.

U.S. M2 money supply adalah indikator likuiditas ekonomi, meliputi uang tunai, deposito giro, tabungan, deposito kecil, dan dana pasar uang ritel. Per pertengahan 2025, M2 mencapai sekitar USD 22 triliun, menandakan besarnya peredaran dolar di keuangan tradisional.

Sumber: Stablecoins Could Become One Of The US Government’s Most Resilient Financial Allies

Kapitalisasi pasar stablecoin global sekitar USD 300 miliar, atau hanya ~1% dari M2 AS. Walau masih kecil secara nominal, kontras ini menegaskan pertumbuhan pesat dan ruang ekspansi yang luas. Stablecoin secara efektif adalah dolar digital di jaringan blockchain—jika mereka merebut sebagian kecil M2, pasar bisa menembus triliunan dolar, merevolusi pembayaran, remitansi, dan distribusi dolar global.

Yang terpenting, stablecoin muncul sebagai pelengkap, bukan ancaman, bagi jaringan pembayaran tradisional.

Bahkan Morgan Stanley memandang stablecoin sebagai peluang tambahan, dengan pertumbuhannya berpotensi meningkatkan permintaan Surat Utang Negara AS jangka pendek, memberi fleksibilitas lebih besar untuk pembiayaan defisit dan manajemen arus kas. Token ini memungkinkan penyelesaian transaksi bernilai besar—transfer antarbank, settlement perdagangan—secara hampir instan, seperti rekening kas digital.

Fungsi ini menarik perhatian regulator. Di AS, Undang-Undang GENIUS (Guiding and Establishing National Innovation for U.S. Stablecoins Act) mewajibkan pencadangan penuh 1:1 dengan aset likuid seperti Surat Utang Negara atau dolar, pengungkapan bulanan, dan perlindungan konsumen, termasuk penyelesaian aman jika penerbit mengalami kebangkrutan.

Di Uni Eropa, regulasi MiCA yang berlaku pertengahan 2024 mewajibkan lisensi, transparansi, dan standar cadangan stabilitas untuk stablecoin demi menjaga integritas pasar.

Jika diatur tepat, stablecoin dapat mendorong perubahan besar dalam pergerakan uang—lebih cepat, murah, dan mulus—sekaligus memperkuat, bukan menggantikan, jaringan pembayaran lama. (dan fenomena ini sudah mulai terlihat)

Dari Petrodollar ke Digital Dollar: Bagaimana Stablecoin Memperpanjang Dominasi AS

Amerika Serikat lama memanfaatkan status dolar sebagai mata uang cadangan dunia untuk memperkuat pengaruh global, khususnya melalui sistem petrodollar—ekspor minyak berharga USD memastikan permintaan dolar dan utang AS. Kini, banyak yang berpendapat sejarah berulang dengan stablecoin berbasis USD. Token seperti USDT dan USDC bernilai 1:1 terhadap dolar dan mayoritas didukung aset AS. Dengan mempromosikan stablecoin dolar, AS mengekspor dolar dengan kecepatan internet, memperkuat dominasi dolar di ekonomi digital sebagaimana petrodollar menopang ekonomi minyak beberapa dekade lalu.

Sumber: https://coinpaper.com/7398/stablecoins-the-new-petrodollar-how-trump-is-repeating-nixon-s-experience

Pemerintah Amerika secara terbuka merangkul tren ini. Di bawah pemerintahan saat ini, AS mengesahkan Undang-Undang GENIUS—regulasi penting yang menetapkan kerangka penerbitan stablecoin. Tujuannya: memperkuat status dolar sebagai mata uang cadangan global dan meningkatkan permintaan Surat Utang Negara AS yang menjadi cadangan stablecoin. Pemerintah AS memandang stablecoin dolar sebagai aliansi digital strategis yang memperkuat dominasi USD sekaligus membantu pembiayaan utang Amerika.

Undang-Undang GENIUS mewajibkan stablecoin dolar didukung penuh oleh aset likuid dan aman seperti kas serta Surat Utang Negara jangka pendek. Setiap stablecoin baru menciptakan pembeli utang AS—versi modern daur ulang surplus petrodollar ke Surat Utang Negara pada era 1970-an. Analis menyebut stablecoin sebagai “kuda Troya” bagi utang AS, menjamin permintaan surat utang dari pengguna global terus tumbuh.

Data sudah membuktikan tren ini. Tether, penerbit stablecoin dolar terbesar, kini memegang sekitar USD 180 miliar Surat Utang Negara AS sebagai cadangan, menempatkannya di jajaran pemegang Surat Utang Negara terbesar dunia, melebihi banyak negara.

Setiap token USDT yang beredar merepresentasikan satu dolar yang bersedia dipegang pihak luar negeri, berfungsi sebagai “pinjaman” tanpa bunga bagi pemerintah AS selama dolar ditempatkan di Surat Utang Negara. Penerbit lain seperti Circle (USDC) juga berinvestasi besar di obligasi AS.

Tren ini begitu kuat sehingga banyak analis menyebut stablecoin dapat menjadi aset strategis paling penting bagi pemerintah AS dekade mendatang, mengisi celah saat bank sentral asing mengurangi kepemilikan Surat Utang Negara. Setiap individu atau bisnis di luar negeri yang memilih stablecoin USD memperkuat peran global dolar dan secara tidak langsung membiayai defisit Amerika dengan menciptakan permintaan utang jangka pendek AS.

Pemimpin AS secara terbuka mendukung stablecoin karena alasan ini. Presiden Trump, saat menandatangani UU stablecoin di 2025, menyatakan, “Ini baik untuk dolar dan baik untuk negara.”

Logika geopolitiknya jelas. Dahulu negara pengekspor minyak wajib memegang dolar, sekarang siapa pun yang bertransaksi digital dapat memilih stablecoin AS. Dengan demikian, mereka berkontribusi pada sistem petrodollar generasi berikutnya. AS diuntungkan dari seigniorage dan pembiayaan utang—dolar mengalir keluar dan kembali sebagai investasi. Singkatnya, stablecoin memperluas pengaruh finansial Amerika ke dunia maya: dunia tetap menggunakan dolar untuk perdagangan dan tabungan, sekaligus menyalurkan modal global ke obligasi pemerintah AS.

Pentingnya Stablecoin di Pasar Berkembang

Di pasar berkembang, stablecoin jadi jalur finansial utama—memberi akses, stabilitas, dan efisiensi di tengah kegagalan sistem lokal. Ketika mata uang nasional terpuruk akibat inflasi atau kontrol modal, masyarakat beralih ke dolar. Namun, kini mereka memilih dolar digital yang bergerak lintas negara dengan mulus.

Stablecoin mengatasi tiga kebutuhan utama di pasar berkembang

1) Akses dolar tanpa perantara
Pembatasan modal dan lemahnya sistem perbankan menyulitkan kepemilikan USD di banyak negara. Stablecoin menawarkan akses dolar digital 24/7 bagi siapa pun yang memiliki smartphone. Di Nigeria dan Ethiopia, bisnis sudah menggunakannya untuk membayar pemasok ketika bank dan pasar valas tidak berfungsi.

2) Pembayaran lebih murah dan cepat.
Tren paling kuat di kawasan paling volatil. Di Argentina, lebih dari 62% transaksi crypto melibatkan stablecoin, naik dari 45% tahun lalu. Di Brasil, hampir 70% arus keluar exchange dalam USDT atau USDC, menandakan stablecoin kian penting untuk perdagangan, tabungan, dan gaji. Turki, dengan inflasi di atas 55%, membukukan volume stablecoin USD 38 miliar tahun lalu—setara 4,3% PDB, tertinggi di dunia.

Sumber: https://www.chainalysis.com/blog/2024-latin-america-crypto-adoption/#:~:text=America%20region,7

Turki, yang inflasinya juga menembus 60%, mengalami adopsi luar biasa. Dari April 2023 hingga Maret 2024, pembelian stablecoin Turki mencapai 4,3% dari PDB, sekitar USD 38 miliar. Stablecoin kini lebih dari separuh volume transaksi crypto di banyak pasar berkembang, bahkan melampaui Bitcoin.

Sumber: https://cointelegraph.com/news/stablecoin-buys-turkey-4-percent-gdp

Tahun ini, Flutterwave—prosesor pembayaran terbesar Afrika dengan volume tahunan USD 40 miliar—memilih Polygon sebagai blockchain utama untuk settlement stablecoin lintas negara di lebih dari 30 negara. Kemitraan ini menjadi salah satu penerapan stablecoin terbesar di dunia nyata, menggerakkan arus konsumen dan bisnis untuk klien besar seperti Uber dan Audiomack.

Tren ini makin nyata secara global. Di LATAM, Afrika, dan Asia Tenggara, Polygon menguasai 50–70% aktivitas stablecoin non-USD. Jutaan orang mengandalkan jaringan Polygon untuk remitansi instan, belanja harian, dan pembayaran gig economy di kawasan di mana sistem keuangan konvensional lambat, mahal, dan terfragmentasi.

3) Unit akun yang stabil

Inflasi tinggi membuat harga lokal sulit. Di Argentina, ~62% aktivitas crypto berbasis stablecoin dan USDT diperdagangkan dengan harga premium terhadap kurs USD resmi.

Di Asia, adopsi Polygon makin pesat di fintech dan pemerintah. JYPC Jepang memperkenalkan stablecoin pertama yang berpatokan yen, didistribusikan di Ethereum, Avalanche, dan Polygon, dengan Polygon memimpin volume harian serta jumlah alamat aktif.

Di pasar yang tertekan, permintaan begitu tinggi hingga masyarakat rela membayar premi di atas nilai nominal dolar AS demi mendapatkan dolar tokenisasi. Di Argentina, USDT pernah diperdagangkan hingga 30% lebih mahal dari kurs resmi, menandakan kepercayaan terhadap dolar digital melampaui bank lokal maupun jaminan pemerintah.

Momentum kini melampaui adopsi retail. Polygon menjadi on-ramp institusional untuk stablecoin dan Real-World Assets (RWAs). BlackRock BUIDL Fund—produk Treasury AS ter-tokenisasi terbesar dunia dengan aset USD 3 miliar—mengalokasikan USD 500 juta di Polygon, alokasi terbesar di luar Ethereum.

Franklin Templeton FOBXX Fund (bernilai di atas USD 300 juta) juga berjalan di Polygon, sebagai eksekusi eksposur Treasury AS tokenisasi.

Ethereum tetap menjadi jaringan institusi untuk programmable money, namun @ 0xPolygon makin menonjol di pasar berkembang dan menjadi pilihan utama global untuk infrastruktur skalabel dan berbiaya rendah.

Aktivitas pembayaran Polygon menunjukkan momentum ini. Oktober 2025, volume transfer on-chain Polygon mencapai rekor tertinggi, dengan:

• Volume transaksi aplikasi naik 20% month-over-month
• Aktivitas on/off-ramp naik 35%
• Pembayaran kartu naik 30%
• Penggunaan infrastruktur naik 19%

Total, jaringan memproses 128,8 juta transaksi dari 3,01 juta alamat aktif, dengan kapitalisasi pasar stablecoin USD 3,1 miliar—menjadikannya jaringan stablecoin terbesar ketiga dunia, di bawah Ethereum dan Tron.

Kekuatan Polygon ada pada keragaman. Stripe—prosesor pembayaran fintech terbesar dunia—mengelola lebih dari USD 8 juta volume bulanan melalui integrasi Polygon, bersama @ Coinbase, @ Moonpay, @ RainCards, dan @ Paxos, semuanya memanfaatkan jaringan Polygon untuk stablecoin dan settlement.

Penutup

Kisah stablecoin bukan lagi teori. Kini, miliaran (dan segera triliunan) dolar bergerak di jaringan seperti Ethereum dan Polygon, mengubah cara dunia menyimpan, mentransfer, dan menyelesaikan nilai. Dari Surat Utang Negara AS hingga pembayaran pekerja gig di Lagos, jaringan yang sama melayani ekonomi berbeda dalam satu standar digital: dolar.

Dalam jangka menengah hingga panjang, bagaimana transformasi ini berlangsung masih akan terlihat. Namun, yang pasti stablecoin sudah menjadi fondasi utama internet keuangan baru—penghubung institusi, pasar, dan individu dengan cara yang tak pernah dicapai sistem tradisional.

Seperti yang selalu saya katakan,

Angka-angka ini bukan sekadar statistik, melainkan bernilai nyata dan berdampak bagi jutaan orang di negara berkembang yang bergantung pada jaringan ini.

Disclaimer:

1. Artikel ini merupakan cetak ulang dari [0xyanshu]. Seluruh hak cipta milik penulis asli [0xyanshu]. Jika ada keberatan terkait cetak ulang ini, silakan hubungi tim Gate Learn untuk penanganan segera.
2. Disclaimer: Pandangan dan opini dalam artikel ini sepenuhnya milik penulis dan tidak menjadi nasihat investasi apa pun.
3. Terjemahan artikel ke bahasa lain dikerjakan oleh tim Gate Learn. Kecuali disebutkan, dilarang menyalin, mendistribusikan, atau menjiplak artikel terjemahan.