Dalam konteks pasar keuangan digital yang sedang memasuki fase kematangan, sebuah perdebatan baru muncul: Apakah stablecoin benar-benar masa depan pembayaran lintas batas, atau apakah koin jembatan (bridge currency) seperti XRP adalah solusi yang komprehensif?
Stablecoin Dan Batasan Yang Sulit Diabaikan
Pengacara Bill Morgan baru-baru ini menekankan di X bahwa stablecoin – meskipun populer dengan nama-nama besar seperti USDT atau RLUSD – masih memiliki banyak kelemahan dasar:
Bergantung pada penerbit: Nilai stablecoin hanya dapat dipertahankan melalui komitmen dari sebuah lembaga perantara. Misalnya, Tether dapat "mencetak lebih banyak" USDT kapan saja.Terkait dengan mata uang fiat: Karena dinilai dalam USD atau mata uang nasional lainnya, stablecoin terpengaruh langsung oleh inflasi. Ketika USD kehilangan daya beli, stablecoin juga kehilangan nilainya.Tidak bersifat global: Setiap stablecoin terikat oleh kebijakan moneter nasional. Hal ini menyulitkan mereka untuk menjadi alat pembayaran yang bersifat "netral" secara global.Keterbatasan dalam pengelolaan dana: Morgan menyatakan bahwa stablecoin bukanlah aset kas yang efisien dan apalagi bukan alat untuk melindungi dari inflasi.
Dia berpendapat bahwa pasar memerlukan sebuah mata uang bridge yang netral, tidak dikendalikan oleh satu negara atau organisasi saja.
XRP – Keuntungan Dari Sebuah Koin Bridge Netral
Sebelumnya, David Schwartz, CTO dari Ripple, juga pernah menegaskan:
"XRP sebagai mata uang bridge dalam Ripple Payments jauh lebih unggul dibandingkan dengan jenis aset lainnya."
Menurut Schwartz, stablecoin masih berguna dalam beberapa kasus seperti untuk aset jaminan atau untuk aplikasi khusus. Namun, untuk mendukung pembayaran global yang cepat, biaya rendah, dan aman, XRP dan beberapa aset digital terkemuka lainnya memiliki keunggulan yang superior.
Ia juga menekankan bahwa semakin banyak aplikasi keuangan nyata yang menggunakan XRPL (XRP Ledger) akan secara langsung meningkatkan nilai dan kegunaan XRP.
Stablecoin Pengembangan – XRP Mendapat Manfaat?
Ahli Jake Claver menambahkan bahwa: dengan ribuan triliun USD yang "terperangkap" dalam akun Nostro - Vostro, bank-bank besar sulit untuk mempercayai stablecoin yang diterbitkan oleh pesaing. Hal ini semakin menguatkan peran netral XRP sebagai jembatan antara sistem perbankan dan pasar koin.
RLUSD – Faktor Baru Dalam Pasar stablecoin
Di sisi lain, Ripple juga sedang memperkuat posisi di sektor stablecoin dengan RLUSD. Bapak Jack McDonald, Wakil Presiden Senior yang bertanggung jawab atas sektor stablecoin di Ripple, menyatakan bahwa RLUSD kini telah terintegrasi ke dalam keuangan tradisional: dari aset yang dijaminkan, pembayaran lintas batas, hingga pembayaran IPO.
Yang menarik adalah RLUSD dijamin oleh BNY Mellon – sebuah bank kustodian global, yang menciptakan perbedaan besar dibandingkan Tether yang kekurangan entitas pengawas independen.
Faktanya, kapitalisasi pasar RLUSD telah meningkat dari 577 juta USD menjadi lebih dari 700 juta USD, menunjukkan daya tarik yang semakin meningkat.
Kesimpulan: stablecoin dan XRP – Musuh atau Sekutu?
Sementara stablecoin terus memperluas aplikasi dan pangsa pasar, XRP dengan keunggulan dalam kecepatan, biaya rendah, dan desentralisasi tetap dianggap sebagai pilihan optimal untuk pembayaran global. Bisa dikatakan, stablecoin dan XRP tidak sepenuhnya saling mengecualikan, tetapi sama-sama berperan sebagai pelengkap:
stablecoin cocok untuk pengelolaan likuiditas, penyimpanan nilai jangka pendek. XRP cocok untuk menghubungkan secara global, berperan netral dalam jaringan pembayaran lintas batas.
Debat "stablecoin vs bridge currency" akan terus berlanjut, tetapi dengan perkembangan bersamaan dari RLUSD dan XRP, Ripple menempatkan dirinya dalam posisi "pemimpin" dalam permainan keuangan global yang baru.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Bill Morgan Memberitahukan Jenis-jenis Koin Penghubung Seperti XRP Lebih Unggul Dibandingkan Stablecoin
Dalam konteks pasar keuangan digital yang sedang memasuki fase kematangan, sebuah perdebatan baru muncul: Apakah stablecoin benar-benar masa depan pembayaran lintas batas, atau apakah koin jembatan (bridge currency) seperti XRP adalah solusi yang komprehensif?
Stablecoin Dan Batasan Yang Sulit Diabaikan Pengacara Bill Morgan baru-baru ini menekankan di X bahwa stablecoin – meskipun populer dengan nama-nama besar seperti USDT atau RLUSD – masih memiliki banyak kelemahan dasar: Bergantung pada penerbit: Nilai stablecoin hanya dapat dipertahankan melalui komitmen dari sebuah lembaga perantara. Misalnya, Tether dapat "mencetak lebih banyak" USDT kapan saja.Terkait dengan mata uang fiat: Karena dinilai dalam USD atau mata uang nasional lainnya, stablecoin terpengaruh langsung oleh inflasi. Ketika USD kehilangan daya beli, stablecoin juga kehilangan nilainya.Tidak bersifat global: Setiap stablecoin terikat oleh kebijakan moneter nasional. Hal ini menyulitkan mereka untuk menjadi alat pembayaran yang bersifat "netral" secara global.Keterbatasan dalam pengelolaan dana: Morgan menyatakan bahwa stablecoin bukanlah aset kas yang efisien dan apalagi bukan alat untuk melindungi dari inflasi. Dia berpendapat bahwa pasar memerlukan sebuah mata uang bridge yang netral, tidak dikendalikan oleh satu negara atau organisasi saja. XRP – Keuntungan Dari Sebuah Koin Bridge Netral Sebelumnya, David Schwartz, CTO dari Ripple, juga pernah menegaskan: "XRP sebagai mata uang bridge dalam Ripple Payments jauh lebih unggul dibandingkan dengan jenis aset lainnya." Menurut Schwartz, stablecoin masih berguna dalam beberapa kasus seperti untuk aset jaminan atau untuk aplikasi khusus. Namun, untuk mendukung pembayaran global yang cepat, biaya rendah, dan aman, XRP dan beberapa aset digital terkemuka lainnya memiliki keunggulan yang superior. Ia juga menekankan bahwa semakin banyak aplikasi keuangan nyata yang menggunakan XRPL (XRP Ledger) akan secara langsung meningkatkan nilai dan kegunaan XRP. Stablecoin Pengembangan – XRP Mendapat Manfaat? Ahli Jake Claver menambahkan bahwa: dengan ribuan triliun USD yang "terperangkap" dalam akun Nostro - Vostro, bank-bank besar sulit untuk mempercayai stablecoin yang diterbitkan oleh pesaing. Hal ini semakin menguatkan peran netral XRP sebagai jembatan antara sistem perbankan dan pasar koin. RLUSD – Faktor Baru Dalam Pasar stablecoin Di sisi lain, Ripple juga sedang memperkuat posisi di sektor stablecoin dengan RLUSD. Bapak Jack McDonald, Wakil Presiden Senior yang bertanggung jawab atas sektor stablecoin di Ripple, menyatakan bahwa RLUSD kini telah terintegrasi ke dalam keuangan tradisional: dari aset yang dijaminkan, pembayaran lintas batas, hingga pembayaran IPO. Yang menarik adalah RLUSD dijamin oleh BNY Mellon – sebuah bank kustodian global, yang menciptakan perbedaan besar dibandingkan Tether yang kekurangan entitas pengawas independen. Faktanya, kapitalisasi pasar RLUSD telah meningkat dari 577 juta USD menjadi lebih dari 700 juta USD, menunjukkan daya tarik yang semakin meningkat. Kesimpulan: stablecoin dan XRP – Musuh atau Sekutu? Sementara stablecoin terus memperluas aplikasi dan pangsa pasar, XRP dengan keunggulan dalam kecepatan, biaya rendah, dan desentralisasi tetap dianggap sebagai pilihan optimal untuk pembayaran global. Bisa dikatakan, stablecoin dan XRP tidak sepenuhnya saling mengecualikan, tetapi sama-sama berperan sebagai pelengkap: stablecoin cocok untuk pengelolaan likuiditas, penyimpanan nilai jangka pendek. XRP cocok untuk menghubungkan secara global, berperan netral dalam jaringan pembayaran lintas batas. Debat "stablecoin vs bridge currency" akan terus berlanjut, tetapi dengan perkembangan bersamaan dari RLUSD dan XRP, Ripple menempatkan dirinya dalam posisi "pemimpin" dalam permainan keuangan global yang baru.