Standard & Poor's menempatkan peringkat kredit Boeing dalam daftar pantauan kredit negatif karena pemogokan berlanjut.

Data dari Jin10 pada 9 Oktober menyatakan, lembaga peringkat global S&P mengatakan bahwa mereka telah memasukkan peringkat Boeing ke dalam daftar perhatian kredit negatif karena sekitar 33.000 pekerja Boeing masih melakukan mogok kerja, yang mengakibatkan produksi pesawat jet terlaris mereka terhenti. Anggota serikat pekerja telah melakukan mogok selama 26 hari, mereka meminta kenaikan gaji sebesar 40% dalam empat tahun dan memulihkan pensiun pasti yang dihapus dari kontrak 10 tahun yang lalu. Menurut lembaga peringkat, Boeing akan mengalami aliran kas keluar sekitar US$10 miliar pada 2024 dan mungkin membutuhkan tambahan modal. S&P memasukkan Boeing ke dalam daftar perhatian kredit negatif untuk mencerminkan kemungkinan penurunan peringkat jika mogok berlanjut, meningkatkan biaya, menunda pemulihan produksi pesawat dan aliran kas perusahaan.