Data ekonomi terbaru memberikan arah untuk pertemuan The Federal Reserve (FED) pada bulan September. Laporan inflasi bulan Agustus dan data pengajuan tunjangan pengangguran mingguan dirilis pada 12 September, memberikan referensi penting untuk pertemuan kebijakan moneter The Federal Reserve (FED) yang akan datang. Data menunjukkan bahwa kebijakan tarif telah meningkatkan tingkat inflasi, sementara pasar tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda kelemahan.

Para ekonom memberikan interpretasi dan prediksi mereka tentang hal ini. Tiffany Wilding percaya bahwa The Federal Reserve (FED) kemungkinan akan mengumumkan pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan September, bahkan mungkin mempertimbangkan pemotongan sebesar 50 basis poin. Ia mempertahankan perkiraan sebelumnya untuk total pemotongan suku bunga sebesar 75 basis poin sepanjang tahun dan menunjukkan bahwa inflasi CPI inti mungkin naik menjadi sekitar 3,3% pada akhir 2025.

Satu lagi ahli, Dalip Singh, memiliki pandangan yang lebih jangka panjang. Dia memperkirakan bahwa tingkat inflasi AS akan terus berada di atas 3% sebelum tahun 2026. Mengenai kebijakan moneter, Singh percaya bahwa The Federal Reserve (FED) mungkin akan mengambil strategi pemotongan suku bunga secara bertahap, dengan setiap pemotongan sebesar 25 basis poin, hingga tahun depan suku bunga akan turun ke level netral antara 3,0% hingga 3,5%.

Prediksi ini mencerminkan sikap hati-hati para ahli terhadap prospek ekonomi Amerika Serikat. Meskipun harapan untuk penurunan suku bunga meningkat, masalah inflasi tetap menjadi fokus perhatian para pembuat keputusan dan analis. Dalam beberapa tahun ke depan, The Federal Reserve (FED) akan menghadapi tantangan untuk menemukan keseimbangan antara mengendalikan inflasi dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi.