Baru-baru ini, Kongres AS mengadakan pertemuan untuk membahas sebuah proposal yang cukup kontroversial: mengakui Bitcoin sebagai "aset cadangan strategis" negara. Proposal ini menyarankan untuk membeli 1 juta Bitcoin dalam 5 tahun ke depan, yang saat ini setara dengan sekitar 60 miliar dolar berdasarkan kapitalisasi pasar. Proposal ini didukung oleh tokoh-tokoh penting dari Partai Republik dan beberapa Investor Luas Bitcoin, dan dianggap sebagai kelanjutan dan pendalaman dari kebijakan era Trump.

Kabar ini mungkin akan memicu emosi beli panik di pasar dalam jangka pendek, terutama dapat mendorong Bitcoin untuk menembus level resistance kunci di 70 ribu dolar. Namun, investor perlu waspada terhadap fenomena "beli harapan, jual fakta", karena pengesahan undang-undang masih memerlukan waktu, dan selama periode tersebut kemungkinan akan terjadi fluktuasi.

Dalam jangka panjang, jika Amerika Serikat benar-benar memasukkan Bitcoin ke dalam cadangan strategisnya, ini akan memberikan Bitcoin status "mata uang keras global", yang mungkin mendorong negara lain untuk meniru, membentuk siklus yang baik, dan memberikan dukungan jangka panjang terhadap harga Bitcoin.

Namun, tindakan ini juga memiliki risiko potensial. Penimbunan Bitcoin secara besar-besaran oleh pemerintah dapat memperburuk tren sentralisasi, yang bertentangan dengan tujuan desentralisasi cryptocurrency. Selain itu, proses pengambilan keputusan di Kongres seringkali panjang dan rumit, sehingga sulit untuk mencapai konsensus dalam waktu singkat.

Bagaimanapun, ketika tingkat negara mulai mempertimbangkan untuk memasukkan Bitcoin ke dalam cadangan strategis, ini menandakan bahwa cryptocurrency telah memasuki tahap perkembangan baru. Ini bukan hanya kegembiraan bagi Investor Luas, tetapi juga merupakan restrukturisasi aset global yang berpotensi. Bagi Investor biasa, memperhatikan arah kebijakan dengan cermat dan mengevaluasi risiko serta peluang secara rasional mungkin dapat memberikan keunggulan dalam revolusi aset ini.