Dalam investasi Bitcoin, investor menghadapi dua beban psikologis yang sangat berbeda: kerugian dan ketinggalan. Ketika mengalami kerugian, perhatian investor terfokus pada modal yang telah diinvestasikan. Meskipun mengalami kerugian belum terealisasi, masih ada kemungkinan rebound di pasar, yang memberikan sedikit penghiburan psikologis bagi investor. Sebaliknya, tekanan psikologis yang ditimbulkan oleh ketinggalan lebih tahan lama. Kesempatan profit yang terlewat tidak dapat diperbaiki, dan 'kerugian permanen' ini seringkali membawa penyesalan yang lebih dalam bagi investor.

Ketika mengalami kerugian, investor cenderung menyalahkan faktor eksternal, seperti fluktuasi pasar atau perubahan kebijakan, yang pada suatu tingkat mengurangi tekanan psikologis mereka. Namun, dalam keadaan ketinggalan, investor lebih banyak merenungkan keputusan mereka sendiri, terus bertanya 'mengapa tidak membeli', keraguan diri ini dapat menyebabkan gangguan psikologis yang lebih dalam.

Kerugian yang ditimbulkan biasanya dapat diukur, dan investor dapat dengan jelas melihat angka kerugian yang konkret. Kepastian ini justru dapat membantu penyesuaian psikologis. Sebaliknya, potensi keuntungan yang hilang akibat ketinggalan sulit untuk diukur, dan ketidakpastian ini dapat menyebabkan siksaan psikologis yang berkelanjutan bagi investor, karena mereka tidak dapat mengevaluasi biaya peluang yang terlewat dengan akurat.

Secara keseluruhan, dalam investasi cryptocurrency seperti Bitcoin, memahami dan mengelola dua keadaan psikologis yang berbeda sangat penting. Investor perlu mengevaluasi pasar secara objektif, merumuskan strategi investasi yang wajar, sambil menjaga keseimbangan mental, menghindari pengaruh penilaian akibat terlalu fokus pada kerugian atau ketinggalan.