Menurut laporan penelitian terbaru dari JPMorgan, tren kenaikan kuat harga emas diperkirakan akan berlanjut hingga 2026. Analis memprediksi bahwa dengan dimulainya siklus penurunan Suku Bunga oleh Federal Reserve, harga emas berpotensi menembus level tinggi 4050-4150 dolar AS/ons pada pertengahan 2026. Harapan optimis ini terutama didasarkan pada analisis data historis: ketika lingkungan Suku Bunga turun, biaya peluang untuk memegang aset tanpa bunga seperti emas secara signifikan berkurang, sehingga menarik lebih banyak dana untuk mengalir ke pasar emas.

Laporan menunjukkan bahwa penyesuaian kebijakan moneter Federal Reserve adalah faktor kunci yang mendorong kenaikan harga emas. Data sejak awal abad ini menunjukkan bahwa setiap kali Federal Reserve memulai siklus penurunan suku bunga, harga emas mengalami kenaikan dua digit dalam 9 bulan berikutnya. Saat ini, pasar secara umum memperkirakan bahwa Federal Reserve akan melakukan penurunan suku bunga berturut-turut pada tahun 2025. Jika indikator ekonomi, terutama data pasar tenaga kerja, semakin melemah, kemungkinan penurunan suku bunga akan lebih besar. Lingkungan suku bunga yang rendah secara langsung menekan imbal hasil riil, meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe haven.

Perlu dicatat bahwa kekuatan utama yang mendorong kenaikan harga emas saat ini telah beralih dari pembelian emas oleh bank sentral menjadi permintaan investor. Meskipun jumlah pembelian emas oleh bank sentral global pada tahun 2023 mencapai rekor tertinggi, permintaan investor terhadap emas baru-baru ini telah menjadi faktor dominan di pasar. Data terbaru menunjukkan bahwa dalam dua minggu awal September, arus masuk bersih ETF emas global hampir mencapai 72 ton, senilai sekitar 8 miliar dolar AS, mencatatkan arus masuk mingguan terbesar sejak April.

Seiring dengan meningkatnya ketidakpastian geopolitik dan prospek ekonomi yang tidak jelas, posisi emas sebagai aset safe haven mungkin akan semakin menguat. Namun, investor juga harus memperhatikan bahwa pergerakan harga emas tetap dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pergerakan dolar, ekspektasi inflasi, serta kondisi ekonomi global. Dalam mengambil keputusan investasi, disarankan untuk mempertimbangkan berbagai faktor dan memperhatikan perubahan dinamika pasar.