Mengapa Singapura Mendominasi Dunia Kripto Sementara Negara Lain Masih Bingung Memahaminya

Singapura baru saja menduduki peringkat tertinggi dalam daftar inovasi blockchain 2024 dengan skor 85,4 — dan jujur saja, jaraknya jauh sekali. Negara ini memiliki lebih dari 2.400 pekerjaan di bidang blockchain, 81 bursa kripto, dan kerangka regulasi yang benar-benar masuk akal. Bandingkan dengan sebagian besar negara di mana pemerintahnya malah melarang crypto atau membuat aturan kepatuhan yang mimpi buruk.

Ini beberapa hal yang mereka lakukan dengan sangat baik:

Titik Manis Regulasi — Undang-Undang Layanan Pembayaran Singapura (PSA) tidak membunuh inovasi sambil tetap melindungi konsumen. Penyedia DPT perlu melakukan pemeriksaan AML/CTF yang ketat dan protokol keamanan siber, tetapi kerangka kerjanya jelas dan dapat dijalankan. Mulai Juni 2025, regulasi baru akan mewajibkan penilaian risiko untuk trader ritel (tanpa leverage derivatif yang dipasarkan ke ritel, tanpa insentif mencurigakan). Ketat tapi tidak membebani.

Pajak yang Tidak Menggagalkan — Tidak ada pajak keuntungan modal atas kepemilikan crypto pribadi. Perdagangan Bitcoin dan Ethereum tidak dikenai GST sebesar 8%. Tarif pajak perusahaan? 17% (dibandingkan 21% di AS, 27,5% di Korea Selatan). Startup crypto malah ingin mendirikan kantor di sana.

DBS Bank Berkomitmen Penuh — Salah satu bank tertua di dunia meluncurkan DDEx pada 2020, lalu berkembang ke 100.000 klien pada 2022. Sekarang mereka memperdagangkan opsi dan catatan terstruktur. Laporan Nansen menunjukkan mereka memegang 173.753 ETH ($650M dengan nilai) — sinyal besar bahwa uang institusional menganggap crypto sebagai hal yang sah.

Langkah Nyata dalam Tokenisasi — Project Guardian menjalankan pilot langsung untuk tokenisasi aset. Project Ubin mengeksplorasi DLT untuk pembayaran dan penyelesaian. NUS baru saja meluncurkan kredensial obligasi hijau berbasis blockchain. Ini bukan lagi teori — semuanya sedang berlangsung.

Polanya? Pemerintah Singapura + bank + universitas + regulator semuanya berjalan searah. Itulah mengapa talenta dan modal crypto mengalir ke sana. Kapan negara lain akan menyadari hal ini?