Krisis energi yang dipicu oleh AI dan penambangan kripto… Rusia tak bisa menghindari investasi besar-besaran

AI dan industri kripto mengguncang pasar energi global.

Pusat data AI dan penambangan kripto di Rusia diperkirakan akan meningkatkan konsumsi listrik lebih dari dua kali lipat hingga tahun 2030. Untuk mencegah hal ini, analisis menunjukkan bahwa pemerintah Rusia harus berinvestasi sebesar 6 triliun rubel (US$77 miliar).

Rusia diperkirakan akan mempercepat pengembangan AI dan memanfaatkan penambangan kripto sebagai sumber pendapatan alternatif di tengah sanksi, sehingga konsumsi listrik melonjak tajam.

Direktur VTB Bank mengatakan, “Pusat data AI dan fasilitas penambangan kripto akan menyumbang 2% dari total konsumsi listrik Rusia pada tahun 2030,” dan menekankan, “Diperlukan perluasan fasilitas pembangkit listrik sebesar 6 triliun rubel untuk mencegah hal ini.”

Saat ini, pusat data Rusia menggunakan listrik sebesar 1GW, dan diperkirakan akan meningkat menjadi 2,5GW pada tahun 2030. Beberapa prediksi bahkan memperkirakan angka ini bisa mencapai 3~4GW.

Sebaliknya, beberapa ahli menganggap klaim kebutuhan investasi VTB terlalu berlebihan. Dengan ukuran pasar pusat data yang kurang dari 200 miliar rubel, investasi pembangkit listrik sebesar 6 triliun rubel dianggap tidak realistis. Selain itu, Kepala Institut Penelitian Listrik Universitas Ekonomi Tinggi Rusia menegaskan, “AI bukanlah faktor utama peningkatan konsumsi listrik secara keseluruhan,” dan “Pertumbuhan industri TI secara keseluruhan memiliki pengaruh yang lebih besar.”

Sementara itu, daya komputasi Rusia sebagian besar terkonsentrasi di Moskow dan St. Petersburg, dengan 80% dari 200 pusat data berlokasi di wilayah ibu kota. Dalam beberapa kasus, butuh waktu bertahun-tahun untuk mendapatkan izin koneksi ke jaringan listrik. Perusahaan penambangan kripto memanfaatkan hal ini untuk menerbitkan mata uang digital, sementara Rusia telah melegalkan penambangan dengan memanfaatkan sumber daya energi dan iklimnya. Namun, karena kekurangan listrik, penambangan dibatasi di beberapa wilayah. Pemerintah Rusia memprioritaskan pengembangan AI dibandingkan penambangan kripto, dan bahkan mungkin melarang penggunaan pusat data untuk penambangan di masa mendatang.