Fenomena paling aneh di dunia kripto selama beberapa bulan terakhir, tak lain adalah SOL. Di satu sisi, indikator jaringan secara kolektif menunjukkan tanda merah, skala pengguna merosot drastis hingga kehilangan sebagian besar; di sisi lain, institusi justru membeli dengan gila-gilaan, mengumpulkan kembali token yang ditakuti oleh para retail yang lari ketakutan. Siapa sebenarnya yang salah paham? Hari ini kita akan kupas tuntas masalah ini.

Pertama, mari lihat datanya. Jumlah pengguna aktif di jaringan SOL, dari puluhan juta di tahun-tahun sebelumnya, langsung terpotong setengah menjadi kurang dari 1 juta, penurunan sebesar itu tidak bisa lagi disebut penurunan secara normal. Harga tokennya pun jauh lebih gila, sejak kuartal keempat hingga sekarang turun hampir 40%, pasar dipenuhi suasana sedih dan penuh keputusasaan, para retail takut jika harga terus turun mereka akan kehilangan seluruh modal, dan mulai menjual untuk menghindari kerugian.

Namun, di saat pasar dipenuhi kepanikan, muncul kejadian ajaib. Saat suasana pasar paling panik, data menunjukkan bahwa dana institusi justru melakukan operasi berlawanan — dalam waktu singkat, hampir 70 juta dolar AS dana diam-diam mengalir ke SOL. Sementara itu, mata uang utama lainnya secara diam-diam dikurangi oleh institusi tersebut. Perbedaan ini sangat besar dan membingungkan.

Sebenarnya ini adalah permainan abadi di pasar: retail fokus pada fluktuasi jangka pendek untuk membuat keputusan, sementara institusi memperhatikan nilai jangka panjang. Satu dipengaruhi oleh emosi, yang lain berdasarkan fundamental. Saat suasana pasar paling pesimis, biasanya itulah saat uang paling cerdas menaruh taruhan. Bagaimana situasi SOL ke depannya, tergantung pada performa teknikal dan aktivitas on-chain yang akan menentukan apakah harga akan rebound atau tidak.