Organisasi penerbitan stablecoin semakin mendekati lisensi perbankan

Ripple telah mengajukan permohonan untuk mendirikan Ripple National Trust Bank, sebuah bank kustodian federal yang dapat menyimpan aset dan berpotensi mengakses sistem pembayaran Federal Reserve (Fed). Sementara itu, Tether diperkirakan akan menerbitkan stablecoin yang diberi nama USAT, sedangkan DBS, Franklin Templeton, dan Ripple bekerja sama untuk membawa sertifikat dana pasar uang dalam bentuk token untuk diperdagangkan, memperpendek jarak antara uang tunai bank dan pembayaran on-chain.

Di Inggris, Bank Sentral mengusulkan untuk membatasi kepemilikan stablecoin sistem di antara £10.000–£20.000 untuk setiap dompet individu dan £10 juta untuk bisnis. Langkah ini bertujuan untuk memastikan tujuan pembayaran dan keamanan keuangan, alih-alih mendorong penyimpanan dalam skala besar.

Di Amerika, model bank kustodian memberikan pengawasan ketat dari OCC dan mekanisme pengelolaan cadangan yang transparan. Namun, akses langsung ke akun Fed tetap tergantung pada keputusan bank sentral. Jika berhasil, lembaga penerbit dapat mengirim cadangan secara langsung ke Fed, mendapatkan suku bunga 4,4% dan meminimalkan risiko likuiditas. Jika gagal, mereka masih harus bergantung pada T-bill dan dana pasar uang dengan imbal hasil sekitar 4%.

Peluncuran Tether USAT di Amerika, bersamaan dengan USDT di pasar internasional, membantu mendiversifikasi risiko hukum dan tantangan keuntungan distribusi dari pesaing yang lebih dulu. Diperkirakan, pangsa pasar di Amerika dapat mencapai 5–10% pada akhir 2026 dalam skenario dasar, dan 10–20% dalam skenario yang lebih menguntungkan.

Model penyimpanan atap di Inggris dapat membatasi likuiditas DeFi domestik tetapi mendorong solusi tokenisasi simpanan bank dan dana pasar uang. Sementara itu, di Amerika, keunggulan akan berada pada lembaga yang memenuhi standar perbankan dan dapat memperoleh akses ke Fed, membentuk kembali perlombaan stablecoin global.