“Versi Korea dari Gensler” menjabat, pasar kripto domestik akan kehilangan daya tarik di bawah pengawasan ketat?

Penulis: MORBID-19

Disusun ulang: Tim, PANews

Korea menyambut versi lokal dari Gary Gensler. Kepala regulator keuangan yang baru bernama Lee Yi-hwan, nama ini secara lucu menimbulkan efek komedi dalam bahasa Korea karena pengucapannya sangat mirip dengan “2 miliar won Korea” (sekitar 14.000 dolar AS), yang setara dengan uang muka pembelian rumah bagi beberapa orang.

Dalam sidang pengangkatan sebagai ketua Komisi Layanan Keuangan (FSC), ia menjalani pemeriksaan ketat karena memegang saham di perusahaan Strategy yang disebut “single-person single-chair”, meskipun sebelumnya ia mengkritik bahwa mata uang kripto tidak memiliki nilai nyata. (Catatan: Perusahaan “single-person single-chair” merujuk pada perusahaan yang didirikan dan dipimpin oleh orang yang berperan sebagai pendukung teknologi inti di balik layar. Di sini merujuk pada perusahaan Strategy yang dipimpin oleh Michael Saylor.)

Dalam dokumen jawaban tertulis yang diserahkan ke Komite Kebijakan Nasional Kongres pada tanggal 31 bulan lalu, Lee Yi-hwan menyatakan: “Aset kripto tidak memiliki nilai intrinsik, sehingga berbeda dari simpanan, sekuritas, dan produk keuangan tradisional lainnya,” dan “karena volatilitasnya yang tinggi, sulit menjalankan fungsi dasar uang.”

Mengenai kebijakan terkait aset kripto, ia juga menyatakan: “Ada kekhawatiran umum tentang memungkinkan investasi aset kripto melalui dana pensiun atau dana pensiun pribadi yang bertujuan memastikan pendapatan stabil di masa tua,” dan “meskipun ada harapan besar terhadap peluncuran ETF Bitcoin spot, kekhawatiran juga cukup banyak,” menunjukkan sikap yang cukup pesimis.

Seorang pelaku industri berkomentar: “Meskipun mengklaim bahwa aset kripto tidak memiliki nilai intrinsik, mereka malah berinvestasi dalam ‘saham bertema kripto’, ini tampaknya agak ironis,” dan “Dengan masuknya keluarga Presiden AS dan aktifnya legislasi di Kongres, diperlukan sikap yang lebih visioner dan konstruktif.” Lee Yi-hwan menjelaskan: “Investasi ini dilakukan untuk mengamati cara kerja pasar.”

Lee Yi-hwan secara alami memegang prasangka terhadap mata uang kripto. Tidak masalah.

Namun, tampaknya Lee Yi-hwan belum memahami keunggulan dari mata uang kripto, dan justru saat ia merancang aturan pengendalian yang lebih dangkal, prasangka ini bisa memicu konsekuensi yang sebaliknya.

Baru-baru ini ia mengisyaratkan akan membangun kerangka pengawasan untuk pencatatan dan penghapusan token kripto.

Pihak berwenang juga berencana memperluas pengawasan publik ke bursa kripto yang saat ini bersifat self-regulatory. Secara spesifik, mereka berencana meminta bursa membangun aturan listing yang mirip dengan pasar saham, mencakup standar pencatatan dan penghapusan, penghentian dan pemulihan perdagangan, serta kewajiban pengungkapan.

Dalam hal pengungkapan, pejabat terkait menyatakan akan merujuk pada kerangka pasar saham, dan menyusun langkah-langkah terkait penerbitan aset digital, pengungkapan awal, serta pengungkapan berkelanjutan untuk aset yang sudah terdaftar.

Ketua Komite Keuangan Lee Yi-won menyatakan: “Kami telah memasuki tahap akhir koordinasi dengan kementerian terkait, dan berencana mengajukan proposal ini ke Kongres dalam tahun ini.”

Mengapa saya percaya semua ini tidak akan berhasil: pengguna dapat naik ke blockchain.

Jika bursa kripto Korea tidak mampu menawarkan peluang yang setara dengan sebelumnya, pengguna akan beralih ke platform lain. Mengingat aplikasi dan infrastruktur di blockchain sudah setara dengan solusi terpusat, bagi pengguna yang membutuhkan, hampir tidak ada hambatan, apalagi dengan adanya aplikasi native kripto yang menawarkan peluang lebih besar dalam hal keuntungan dan airdrop. Sekarang, menyimpan aset di bursa hampir tidak logis.

Dalam jangka panjang, sebagian besar aplikasi dan pengguna pasti akan beralih ke blockchain, karena yurisdiksi sulit mengikuti inovasi dan tidak mampu menciptakan nilai yang setara dalam lingkungan netral tanpa hukum.

Apakah Upbit atau Bithumb bisa memberikan penghasilan 10% dari simpanan pengguna? Tidak bisa. Kecuali mereka mengabaikan semua hukum yang membatasi mereka.

Membaca pernyataan Lee Yi-hwan tentang mata uang kripto, terutama saat dia menyebutkan bahwa “mata uang kripto sulit menjalankan fungsi dasar uang,” saya tidak bisa tidak meragukan ide kebijakannya.

Saat ini, tidak ada lagi yang menganggap mata uang kripto sebagai “uang”. Kita berada di tahap ini: membahas pasar modal internet, spekulasi sebagai layanan, dan super-finansialisasi menjelang kiamat masyarakat kapitalisme akhir, yang diperparah oleh perkembangan AI yang pesat memperbesar kesenjangan kekayaan, dan akhirnya masyarakat ini akan runtuh.

Sikap Lee Yi-hwan terhadap mata uang kripto seperti revisi sejarah terhadap Perang Dunia II. Ia berusaha mendefinisikan kembali esensi dan cara kerja mata uang kripto berdasarkan asumsi yang tidak berdasar, sehingga muncul usulan seperti “membangun aturan listing yang mirip pasar saham.”

Jika regulasi yang dia usulkan benar-benar diberlakukan, pasar Korea akan kehilangan daya tariknya. Para proyek dan pengembang memilih untuk berinvestasi dan merekrut tenaga lokal di Korea karena mereka tahu betul nilai dari listing di bursa Korea.

Ketika kita mulai menerapkan regulasi berdasarkan pandangan kuno dan usang, hasilnya pasti nihil.

Saya percaya bahwa pandangan Lee Yi-hwan berakar pada pemikiran proteksionisme yang muncul dari kekacauan ekonomi akhir 1990-an. Saat krisis keuangan Asia 1997 terjadi, dia berusia sekitar 30 tahun.

Namun, semuanya telah berubah. Korea telah berubah, dan kita harus beradaptasi lebih cepat terhadap perubahan ini. Korea bukan lagi negara berkembang yang berjuang keras; kita sudah menjadi kekuatan ekonomi dengan basis konsumen yang kuat dan PDB per kapita tinggi, tidak lagi bergantung pada produksi mesin pembuat roti dan wig palsu.

Dengan penuaan populasi, kita perlahan kehilangan keunggulan di bidang manufaktur. Kita harus mengubah model bisnis negara menuju rantai nilai hulu, dan ini adalah peluang besar kita.