Beli setiap penurunan? Bagaimana pro hodler memadukan DCA secara terukur dengan pembelian kripto berbasis aturan

“Beli setiap penurunan.” Itulah saran dari CEO Strike Jack Mallers. Menurut Mallers, dengan pengetatan kuantitatif yang sudah berakhir, serta pemotongan suku bunga dan stimulus di depan mata, pencetakan besar-besaran akan segera terjadi. AS tidak mampu membiarkan harga aset jatuh, ujarnya, yang berarti ada tembok likuiditas raksasa siap masuk dan menopang harga.

Sementara investor ritel telah menggunakan istilah seperti “beli saat turun” dan “dollar-cost averaging” untuk membeli di harga terendah pasar atau melakukan pembelian secara teratur, konsep ini sebenarnya dipinjam dari para profesional seperti Samar Sen, wakil presiden senior dan kepala APAC di Talos, platform perdagangan aset digital institusional.

Ia mengatakan bahwa para trader institusi telah menggunakan istilah-istilah ini selama beberapa dekade untuk mengatur titik masuk pasar dan membangun eksposur secara bertahap, sambil menghindari keputusan emosional di pasar yang volatil.

Sumber: J**ack MallersTerkait: Investasi cryptocurrency: Indikator utama untuk trading kripto

Cara institusi membeli saat turun

Perusahaan treasury seperti Strategy dan BitMine telah menjadi contoh utama institusi yang membeli saat turun dan melakukan dollar-cost averaging (DCA) dalam skala besar, secara konsisten mengakumulasi koin setiap ada kesempatan.

Strategy menambah 130 Bitcoin (BTC) lagi pada 1 Desember, sementara Tom Lee yang tak pernah puas membeli $150 juta Ether (ETH) pada 4 Desember, membuat Arkham menulis, “Tom Lee sedang DCA ETH.”

Namun meskipun tampaknya investor cerdas selalu memantau layar dan bereaksi pada setiap penurunan pasar, kenyataannya sangat berbeda.

Institusi tidak menggunakan istilah ritel, jelas Samar, namun ide dasar akumulasi disiplin, rebalancing oportunistik, dan tetap terisolasi dari noise jangka pendek sangat terasa dalam cara mereka terlibat dengan aset seperti Bitcoin.

Perbedaan utama, ia menekankan, terletak pada cara mereka mengeksekusi ide-ide tersebut. Sementara investor ritel cenderung bereaksi terhadap berita utama dan grafik harga, desk institusional mengandalkan “kerangka kerja sistematis berbasis aturan dan kuantitatif.”

Manajer aset atau hedge fund menggunakan kombinasi indikator makroekonomi, pemicu momentum, dan sinyal teknikal untuk mengekspresikan pandangan jangka panjang dan “mengidentifikasi level masuk yang menarik.” Ia mengatakan:

“Desk treasury aset digital (DAT) mungkin merujuk pada data likuiditas lintas-venue, band volatilitas, pola candlestick, dan sinyal dislokasi intraday untuk menilai apakah pelemahan merupakan peluang mean-reversion yang nyata. Ini adalah padanan institusional dari ‘membeli saat turun,’ namun didasarkan pada kebenaran statistik kuantitatif, bukan dorongan sesaat.”

Dan sementara DCA ritel menyarankan membeli jumlah dolar yang sama pada jadwal tetap, institusi mendekati eksposur bertahap yang sama dengan “ilmu eksekusi.” Order pasar periodik digantikan oleh strategi algoritmik untuk meminimalkan dampak pasar dan menghindari sinyal niat.

Dalam setiap kasus, strategi mereka selalu dibentuk oleh mandat seputar risiko, likuiditas, ekspektasi dampak pasar, dan konstruksi portofolio (bukan dengan memposting meme membeli saat turun atau trading berdasarkan momentum).

Terkait: Metode metrik kripto paling umum: Panduan pemula

Apa yang benar-benar terjadi saat Bitcoin turun 10–20%?

Meskipun tampak seperti mereka bereaksi secara real-time terhadap pasar, kenyataannya jauh lebih terukur. Samar menjelaskan bahwa dana berbasis kuant mengandalkan model statistik yang dapat membedakan kapan pergerakan harga tajam menandakan “dislokasi sementara” ketimbang pembalikan nyata.

Jadi ketika trader ritel mungkin bereaksi pada ajakan membeli saat turun, respons institusi terhadap penurunan pasar bersifat terstruktur, digerakkan oleh sinyal, dan “diatur oleh proses yang telah ditentukan sebelumnya.”

Sumber: The Bitcoin TherapistDan jika investor ritel ingin meniru praktik terbaik institusi soal DCA dan membeli saat turun, apa yang sebaiknya mereka tiru?

Menurut Samar, hal terpenting adalah mendefinisikan eksposur sejak awal, sebelum pasar jatuh. Ia menekankan bahwa institusi tidak menunggu volatilitas untuk memutuskan apa yang ingin mereka miliki. Mereka harus mendefinisikan target alokasi dan basis biaya yang diincar sebelum pasar bergerak agar tidak bereaksi secara emosional terhadap berita utama.

Prinsip kedua, kata Samar, adalah memisahkan keputusan investasi dari keputusan eksekusi. “Manajer portofolio mungkin memutuskan saatnya membangun eksposur, namun eksekusi trading dilakukan secara sistematis – melalui strategi eksekusi yang membagi order sepanjang waktu, mencari likuiditas di berbagai venue, dan menjaga dampak pasar tetap rendah.”

Bahkan di level ritel, idenya sama: putuskan dulu apa yang ingin dimiliki, lalu pikirkan dengan cermat bagaimana mencapainya.

Terakhir, analisis langkah Anda setelah trading. Institusi bertanya apakah eksekusi sesuai rencana, di mana terjadi slippage, dan apa yang bisa diperbaiki lain kali. Jadi jika Anda ingin menumpuk sats seperti profesional:

“Tentukan aturan Anda sejak awal, eksekusi dengan tenang, dan evaluasi secara jujur — Anda sudah beroperasi jauh lebih dekat ke praktik terbaik institusional dibanding kebanyakan orang.”

Artikel ini tidak mengandung nasihat atau rekomendasi investasi. Setiap investasi dan keputusan trading mengandung risiko, dan pembaca harus melakukan riset sendiri sebelum mengambil keputusan.

Majalah: 7 alasan mengapa penambangan Bitcoin adalah ide bisnis yang buruk

• #Bitcoin
• #Cryptocurrencies
• #Altcoins
• #Investasi
• #Token
• #Trading Tambahkan reaksi